Kamis, 31 Oktober 2013

[Review] Tango


Judul buku : Tango
Penulis : Goo Hye Sun
Harga : Rp 54.900,-
Halaman : 312
Terbit : Juli 2012
Penerbit : Ufuk Fiction

Blurb :

Nama lelaki itu Kang Jong Woon.

Selama dua tahun ini, artinya bagiku adalah pacar, teman, dan keluarga. Dia adalah lelaki muda dan tampan. Hari ini dia singgah di rumahku lagi. Ia terus memegang-megang barang-barang di tempatku, seakan sedang memastikan keberadaannya.

Jong Woon maju dua atau tiga langkah melewati depan kulkas yang berwarna putih sambil berteriak, “Step!”

Jong Woon terus berjalan berputar-putar tanpa henti seperti sedang menari, tingkahnya itu seakan mengisyaratkan bahwa ia sedang meminta diperhatikan. Lalu, ia melompat ke tempatnya semula seperti seorang anak kecil. Akhirnya, aku bertanya kepadanya lebih dulu karena dia terus berputar.

“Sedang apa?”

“Aku sedang menarikan tarian yang sangat romantis,” jawab Jong Woon.

“Tarian apa itu?”

“Tango…”

Tango adalah novel laris karya Goo Hye Sun, seorang artis cantik multitalent asal Korea yang membintangi serial drama terkenal Boys Before Flowers. Novel ini sangat laris di pasaran Korea. Dalam seminggu, Tango telah terjual di atas 30.000 kopi. Bukan karena penulisnya bintang terkenal, melainkan tulisannya yang indah dan enak dibaca serta jalan ceritanya yang unik. Tango sampai saat ini telah dicetak ulang tujuh kali karena kelarisannya.

***
What cizu think?

Awalnya, gue berpikir bahwa ini adalah cerita romansa antara seorang penari Tango dengan seorang perempuan yang menjadi tokoh utama dalam novel ini. Ternyata, pemikiran gue itu keliru.

Secara keseluruhan, Tango lebih mirip jurnal pribadi dimana Yun bisa menulis apa saja sesuka hatinya. Ya, sesuka hati. Ia bisa menceritakan tentang kegalauannya saat ditinggal Kang Jong Woon karena ketidakcocokan. Tentang ia yang depresi sehingga harus meminum obat tidur atau penenang, agar dapat beristirahat setiap malamnya. Tentang perkenalannya dengan Jung Min Young, seorang pria berumur yang kaya dan mapan, yang menaruh hati padanya. Juga tentang Park Si Hoo, pria pencinta kebebasan yang pernah menawarinya duduk di dalam kereta.

Perlu perjuangan untuk menyelesaikan novel ini, karena dalam novel ini banyak percakapan tentang bagaimana tokohnya memandang kehidupan dan kenyataan. Lalu berbagai filosofi dan prinsip yang dipegang kuat-kuat oleh para tokohnya, sehingga mereka seperti menjalani hidupnya dengan cara yang terlalu rumit.

Huuft, hal yang cukup membuat kepala gue berdenyut-denyut ini semakin diperparah dengan tata bahasa penerjemah yang cenderung berantakan. Ada cukup banyak pengulangan dan pemilihan kata yang kurang merakyat (?). Intinya, gue kurang menikmati alur novel ini.

Eniwei, gue jadi sedikit bertanya-tanya apakah tingkat stres di Korea itu benar-benar tinggi ya? Karena kalau emang demikian, rasanya gue ngerti kenapa banyak drama melankolis menjurus ke depresi yang berasal dari sana. :p

Meski gue bukan termasuk yang menyukai Tango, toh novel ini sangat laris di negara asalnya. Dan ternyata cukup banyak juga teman-teman di Goodreads yang menyukai novel ini, bahkan tidak segan-segan memberi rating tinggi. Jadi mungkin ini hanya masalah selera. Akhir kata, gue sematkan 2 bintang untuk ceritanya dan 1 bintang untuk Goo Hye Sun.

Rating : 3/5 bintang.

Review ini diikutsertakan dalam :
-2013 New Authors Reading Challenge

0 komentar:

Posting Komentar