Kamis, 24 Juli 2014

[Review] If I Stay




Judul buku : If I Stay
Penulis : Gayle Forman
Harga : Rp 38.000,-
Halaman : 200
Terbit : Februari 2011
Penerbit : Gramedia

Blurb :

Mia memiliki segalanya: keluarga yang menyayanginya, kekasih yang memujanya, dan masa depan cerah penuh musik dan pilihan. Kemudian, dalam sekejap, semua itu terenggut darinya.

Terjebak antara hidup dan mati, antara masa lalu yang indah dan masa depan yang tidak pasti, Mia menghadapi satu hari penting ketika ia merenungkan satu-satunya keputusan yang masih dimilikinya---keputusan terpenting yang akan pernah dibuatnya.

***
Komentar Cizu :

Once upon a time, ada seorang tokoh utama biasa, dengan keluarga hangat biasa, yang hendak mengadakan perjalanan biasa di tengah liburan karena hari bersalju.

Kedengaran biasa saja bukan jalan ceritanya?

Tapi, tunggu. Kemudian, ada sebuah truk pikap empat ton berkecepatan hampir 100 kilometer per jam menghantam mobil keluarga biasa itu, yang dalam sekejap membuat kehidupan tokoh utama bernama Mia menjadi tidak biasa.

Di tengah kebingungan yang melandanya pasca kejadian itu, Mia harus menyaksikan ayah dan ibunya dimasukkan ke dalam kantong jenazah. Dan yang lebih buruk, ia menyaksikan tubuhnya sendiri bersimbah darah dan beberapa tulang putih mencuat ke permukaan.

Apakah Mia sudah mati?

Secara keseluruhan, If I Stay mengajak kita menelusuri hidup Mia lewat nostalgia2 yang berlangsung selama Mia dalam keadaan koma dan arwahnya gentayangan.

Karena itu, alurnya melompat dari satu kejadian ke kejadian berikutnya dengan urutan acak namun menjadikannya sebuah kisah yang utuh dan tampak nyata.

Misalnya, ada potongan kejadian2 yang menggambarkan kecintaan Mia pada Cello, hingga membuatnya nekat mengikuti audisi di Juilliard. Yang berarti, harus terpisah puluhan kilometer (kira-kira begitu) dari pacarnya Adam yang juga sedang melonjak karirnya lewat band indie Shooting Star.

Atau potongan cerita-cerita mengenai ayahnya yang mengalami proses transisi dari seorang anggota band rocker yang gemar memakai jaket kulit, menjadi seorang guru sekaligus ayah dua anak yang memakai dasi kupu-kupu.

Nostalgia demi nostalgia yang mengisi halaman buku ini, menjadikan If I Stay sebuah bacaan yang indah, hangat, sekaligus menohok. Tapi tidak cengeng dan melankolis. Bahkan saya yang gampang menangis ini hanya berkaca-kaca saja saat membacanya. Haha.

Meskipun cerita Mia ini tidak terlalu luar biasa bagi saya, namun saya akui saya jatuh cinta dengan gaya penulisan Gayle Forman. Karakternya realistis dan konfliknya tampak nyata. Setiap karakter diceritakan dengan porsi yang pas sehingga tidak sekedar buat rame2an saja.

Tema kekeluargaannya pun kental (ya, saya memang fans berat cerita keluarga).

Akhirnya, lewat kisah Mia ini saya dibuat merenungi pilihan-pilihan atau langkah besar apa yang sudah saya putuskan selama hidup saya.

Rating : 4,5/5 Bintang.

Nb : covernya kece. Suka banget sama cover bikinannya GPU ^^

3 komentar:

Tirta mengatakan...

Nyahhh aku nangis banjir bandang pas baca buku ini pertama kali, Kak Cizu. Salah satu ultimate favorite YA banget ini If I Stay :"))
Filmnya keluar Agustus ini di US hihihi

Cizu Chan mengatakan...

Waah, tadinya aku pikir aku juga bakalan nangis Tir. Tapi, cara berceritanya emang nggak mellow jadi cuma berkaca-kaca aja deh ^^ Sepertinya Forman bakal jadi salah satu penulis fave aku nih. :3

Unknown mengatakan...

CUMA BIKIN BERKACA-KACA? :)) Aku sampe nangis bombay lho. Soalnya buku ini lebih ke family daripada love relationship-nya. Bagus kok. Aku baca yang english versionnya juga enak. Tapi sayang buku kedua nggak seberapa. Feel-nya kurang dapet. Aku yang awalnya rada nggak suka sama Chloe, setelah nonton Carrie jadi setuju dia yang meranin Mia. Can't wait!!

Posting Komentar