Judul buku : Infinitely Yours
Penulis : Orizuka
Harga : Rp 47.000
Halaman : 304
Terbit : Juli 2011
Penerbit : Gagas Media
Blurb :
Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan. Sekeras apa pun usaha kita berdua, saling menjauhkan diri—dan menjauhkan hati—pada akhirnya akan bertemu kembali.
Kau tak percaya takdir, aku pun tidak. Karenanya, hanya ada satu cara untuk membuktikannya....
Kau, aku, dan perjalanan ini.
What Cizu think?
Gue pernah baca sebuah post pada website resmi orizuka, yang menyebutkan bahwa novelnya ini pernah dibilang memiliki kemiripan dengan sebuah film Thailand. Judulnya Hello Stranger. Lalu apakah benar mirip?
Kalo menurut gue pribadi, ini seperti menyamakan Hunger Games dengan Battle Royale. Jadi yang diliat itu cuma kulit luarnya, alias sinopsisnya aja. Memang, ada beberapa kemiripan adegan seperti memasang gembok couple di N Seoul Tower, masuk ke hotel remang-remang dan terjebak dalam satu kamar berdua dan sebagainya (Oke, gue ngaku. Yang gue inget emang cuma itu :p). Tapi secara keseluruhan dua cerita ini jelas berbeda. Meskipun sama-sama cerita romance yang terjadi pada dua orang asing dalam perjalanan mengelilingi Korea.
Misalnya, karakter cewek dalam Hello Stranger itu punya pacar cupu yang posesif dan diktator abis. Sedangkan Jingga, karakter dalam Infinitely Yours, seorang jomblo yang naksir dengan seorang guide. Misalnya lagi, di Infinitely Yours alasan Jingga mengikuti Rayan karena ia tidak ingin pasangan tournya yang meninggalkan rombongan diam-diam, tersasar. Sedangkan di Hello Stranger, karakter utama cowoknya (gue lupa namanya x3) tertinggal oleh rombongan tournya dan secara nggak sengaja bertemu dengan karakter utama ceweknya (gue juga lupa namanya x3). Karena sesama orang Thailand, maka suka tidak suka si cowok ini pun harus bergantung dengan si cewek yang fasih bahasa Korea.
Oke, cukup membandingkannya. Sekarang fokus ke review.
Jujur aja, awalnya gue kurang semangat baca novel ini terutama saat Jingga dan Rayan menjalani tour romantisme dadakannya. Terlalu banyak romance and dan hal-hal manis. Tapi begitu tour itu berakhir dan mereka kembali pada dunianya masing-masing, barulah ceritanya mulai bikin geregetan. Orizuka berhasil menyusun adegan-adegan sederhana yang sebelumnya tidak terlalu menarik menjadi tampak manis menjelang akhir cerita.
Karena novel ini ditujukan untuk para remaja, jadi jangan memberi ekspektasi terlalu banyak untuk novel ini. Ini seperti novel yang gue kategorikan sebagai makanan ringan. Tidak bikin kenyang, tapi tetap layak untuk dinikmati saat senggang.
Satu hal yang membuat kagum adalah ketekunan Orizuka dalam menciptakan karakter sehingga tampak realistis. :)) Good work
PS : sayang banget karakter cowok di sini nggak ada yang tipe gue, sehingga gue nggak bisa berdelusi macem-macem. #plak.
Rating : 3/5 bintang.
0 komentar:
Posting Komentar